LAPORAN PRAKTIKUM ANAOMI FISIOLOGI TUMBUHAN
“TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL
DAN POTENSIAL AIR”
Nama :
Roviah
Nim :
F1071141008
Kelompok : 3 tiga
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
ABSTRAK
Praktikum kali
ini berjudul “tekanan osmosis cairan sel dan potensisl air” dengan tujuan
menghitung tekanan osmosis cairan sel dengan permasalahan apa yang di sebut
denga difusi dan osmosis, bagaimana perbandingan antara sebelum dan sesudah di
perlakuakan yaitu cara bandingkan berat kentang dengan literatur, dengan
menggunakan alat mikroskop, pisau silet, pinset, tabung reaksi gelas
objektif,dan penutup sedangkan bahan yang di gunakan yaitu daun Roe discolor yang mash segar , larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,26, 0.24, 0.22, 0.20, 0.18, 0,16, 0.14 M. Praktikum tentang penghambatan tunas lateral dan dominansi
tunas apikal dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 26 April 2016, pukul 15.30 wib sampai selesai di Laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak. Dengan pembahasan kentang mengandung sedikit di bandingkan pada konsentrasi
sukrosa jadi larutan mengalir dari larutan ke dalam kentang sehingga mengalami
kenaikan berat kentang dan tidak hanya beratnya testur juga menunjukkan bahwa
sebelum keras karna kandungan airnya masih sedikit dan sesudahnya lembek karna
suda banyak mengandung air. kecuali pada konsentrasi 0,7, mungkin ada kesalahan
perhitungan atau perlakuan, percobaan Rhoe
discolor pertama menggunakan konsentrasi 0.14 jumlah sel Peristiwa plasmolisis adalah yaitu peristiwa lepasnya membran sel dari dinding
sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel
menjadi tidak ada.
Kata kunci : Rhoe discolor,
sukrosa, osmosis, mikroskop dan lembek
ABSTRACT
Practicum
this time titled "osmotic pressure cell fluid and potensisl water"
with the purpose of calculating the osmotic pressure liquid cell to the
problems in what is referred premises diffusion and osmosis, how the comparison
between before and after in namely how to compare the weight of
potatoes with literature, using tools microscope, a razor blade, tweezers,
glass test tubes objective, and cover while the materials are in use that Roe
leaves discolor the fresh mash, sucrose solution with a concentration of 0.26,
0:24, 0:22, 0:20, 0:18, 0.16, 0:14 M. practicum on inhibition of lateral buds
and shoots of apical dominance held on Tuesday April 26, 2016 at 15:30 pm until
completion at the Laboratory of Biology Education, the Faculty of Education,
University Tanjungpura Pontianak. With discussion potatoes contain slightly
compared to the sucrose concentration of the solution so the solution is
flowing into the potato so that the increased weight of the potatoes and not
only weighs testur also shows that before hard because the water content is
still small and mushy afterward because suda much water. except at
concentrations of 0.7, there may be a miscalculation or treatment, discolor
Rhoe first experiment using a 0:14 concentration cell count plasmolysis events
are events that release of the cell membrane of the cell wall as a result of
hipertonisnya solution outside the cell, so that the fluid which is in the
cells out of cells and consequently cell turgor pressure becomes no.
Keywords: Rhoe discolor, sucrose, osmosis, microscopes and mushy.
Keywords: Rhoe discolor, sucrose, osmosis, microscopes and mushy.
PENDAHULUAN
Latar belakang dari percobaan osmosis adalah Apa yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang
berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap
normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari
ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi
keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan
dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah
/lisis, hal irri karena sei turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran
sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan
hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel
menjadi keriput karena kehilangan air (Volk, W. 1988)
Sel
adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkunganya dan
mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari
selsel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut mengembalikan sebagian dari
hasil akhir proses itu kepada lingkunganya. Hal ini dijelaskan jika kita ingat
akan amoeba yang hidup di dalam kolam, tetapi bila kita ingat akan sel-sel
organisme darat multiseluler, seperti pohon atau manusia, hal ini tidak dapat
terlihat dengan jelas. Meskipun demikian tiap sel hidup dari oganisme ini
dikelilingi oleh suatu cairan, sebagai contoh sel-sel badan kita terdapat di
dalam cairan interstisium yang berasal dari darah (Campbell. 2002).
Membran sel merupakan lapisan
yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel
dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat
masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Membran plasma
bersifatselektifpermeabel(semipermeabel) yang artinya membrane plasma dapat
dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau ion melewati
membran ada dua macam yaitu transporpasif dan transport aktif. Salah satu contoh
dari transporpasif yaitu Osmosis. Osmosis adalah perpindahan air melalui
membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat.
Dua faktor penting yang
mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
Dalam proses
osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan hidrostatik yang
terdapat suatu larutan pada keseimbangan osmosis.Tekanan yang diberikan pada
suatu larutan akan meningkatkan energi bebas ,sehingga PA meningkat dan juga
meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan.Tekanan yang diberikan atau sering
disebut PT yang disebut juga tekanan turgor.( Halliday dan Resnick. 1991)
Tujuan pada praktikum kali ini adalah
menghitung tekanan osmosis cairan sel
permasalahan yang di hadapi pada praktikum ini adalah permasalahan apa
yang di sebut denga difusi dan osmosis, bagaimana perbandingan antara sebelum
dan sesudah di perlakuakan yaitu cara bandingkan berat kentang dengan literatur
Osmosis adalah perpindahan air melalui
membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh
zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena
ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar
sel.
Osmosis adalah gerakan suatu materi,
misalnya air melintasi suatu selaput atau membran. Air selalu bergerak melewati
membran ke arah sisi yang mangandung jumlah materi terlarut paling banyak dan
kadar air paling sedikit. Dalam percobaan ini, materi terlarut adalah garam.
Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia yang ada pada kentang.
Irisan-irisan kentang yang diletakkan dalam mangkuk air tawar akan mempunyai
kadar air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang masuk ke dalam irisan
melalui membran sel. Air yang masuk ini membuat irisan-irisan kentang tadi
menjadi kaku. Kadar garam dalam tiap irisan kentang lebih kecil jumlahnya
dibandingkan dengan kadar yang ada dalam mangkuk air garam. Irisan-irisan yang
ada dalam mangkuk air garam menjadi lembek, karena kehilangan sebagian dari air
yang semula dikandung dalam sel-selnya. Air yang berasal dari dalam tiap irisan
kentang keluar melalui membran-membran sel dan masuk ke dalam mangkuk air
garam.Irisan-irisan tadi akan terisi sebagian dan menjadi lembek.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah
teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm
sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah
“solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran
“semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau
membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel.
Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang
tercapai di kedua sisi membran.
jika dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas
air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan
yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa
yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam
sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan
yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di
dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi
perpindahan pelarut tanpa melalui membran selektif semipermeabel bukanlah
osmosis tetapi peristiwa tersebut adalah difusi. Perhatikan gambar berikut :
A
B
GambarA : Proses Osmosis, Gambar tersebut adalah 2 sel
yang masing-masing memiliki membran plasma dan pada gambar tersebut terjadi
perbedaan konsentrasi. Konsentrasi garam sebelah kanan lebih tinggi akibatnya
volume pelarutnya lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sebelah kiri.
GambarB : Proses Difusi, Pada gambar B, di sana tidak
nampak adanya membran semipermeabel jadi peristiwa tersebut proses difusi bukan
osmosis dimana yang pindah adalah partikelnya bukan pelarutnya(jika sebuah
larutan), perpindahannya juga dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua
larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun
cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
dalam udara.Difusi yang paling sering
terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan
dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Difusi
adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan
menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara
Difusi merupakan proses perpindahan
atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu
difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion) (Saktiono. 1989)
Difusi sederhana melalui membrane
berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui
membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid
bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul
larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel
terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membrane. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transforter dinamakan difusi difasilitasi.
Difusi difasiltasi (facilitated
diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein
pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein
transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan
ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter
yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein
transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa
banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel
hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi
energy. Difusi yang paling sering
terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan
dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,
yaitu:
- Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
- Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
- Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang
penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai
jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang
dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin
mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub.
Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate]. Difusi khusus terjadi
ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar
dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur
kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel.
Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati
membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi
khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel(Yusuf.2008)
Plasmolisis
Plasmolisis
merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di
larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.Tumbuhan dengan sel dalam
kondisi seperti ini layu.Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis.Dampak plasmolisis yang meneyebabkan tekanan terus
berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.Akhirnya
cytorrhysis – runtuhnya seluruh dinding sel – dapat terjadi.Tidak ada mekanisme
di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga
mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi.
Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda.
Plasmolisis
hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali
menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna
sehingga proses dapat diamati dengan jelas. Bila sel tumbuhan dimasukkan
kedalam cairan hipotonik,turgor sel akan meningkat..Bila berada dalam keadaan
isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka
sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak.Keadaan ini
dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada
larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat
berapa banyak sel yang terplasmolisis.
Proses sama
pada sel hewan disebut krenasi.Cairan di dalam sel hewan keluar karena
peristiwa difusi. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang
terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan
meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk
menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal
bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
Jika
konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui ,maka
nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
phi = M x R x T di mana
phi = tekanan osmotik
(atm)=Tekanan Osmotik sel
M = Molaritas , Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
R = tetapan gas (0.082 )
T = suhu (Kelvin ) =Temperatur mutlak (273+t 0C)
M = Molaritas , Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
R = tetapan gas (0.082 )
T = suhu (Kelvin ) =Temperatur mutlak (273+t 0C)
Transpor
Pasif
TranporPasifyaitutransportasi
lintas membran tidak membutuhkan energi karena hanya menuruni gradien konsentrasi.
Transportasi
pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi dan osmosis.
Difusi yaitu transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
larutan konsentrasi rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu proses difusi
dengan bantuan protein pembawa untuk memindahkan zat dari satu sisi membran ke
membran lain. Sedangkan osmosis yaitu proses perpindahan air dari daerah yang
berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi
(hipertonik) melalui membran semipermiabel (J.W. Kimbal. 1987).
Metodologi
Menggunakan alat mikroskop, pisau silet, pinset, tabung
reaksi gelas objektif,dan penutup sedangkan bahan yang di gunakan yaitu daun Roe discolor yang mash segar , larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,26, 0.24, 0.22, 0.20, 0.18, 0,16, 0.14 M.
Prosedur kerja pada praktikum ini pertama-tama siapkan 7
buah tabung reaksi dan kemudian diisi larutan glukosa atau sukrosa ke dalam
tabung kira-kira 1/3 bagian, satu tabung reaksi untuk satu konsentrasi,
kemudian sayaklah lapisan epidermis bewarna ungu dengan menggunakan pisau atau
silet, usahakan menyayatnya hanya selapis sajapriksa dengan mikroskop apakah
sayatan saudara cuku baikuntuk di gunakan, apabila cukup representatif,
masukkan sayatan kedalam tabung reaksi dan catat waktu mulai perendaman, biarka
sayatan dalam larutan selama 30 menit, setelah itu periksa sayatan epidermis
tadi dari berbagai konsentrasi gula dengan mikroskop. Cari larutan gula dimana
50% dari jumlah sel epidermis tadi telh terplasmolisis, keadaan ini disebut insipien plasmolisis sel pada insipien
plasmolisis memiliki potensial osmotik sama dengan potensial osmotik larutan
yang digunakan, dan yang terakhir tentukan potensial osmotik sel pada insipien
osmotik sel pada insipien plasmolisis.
Waktu dan
tempat Praktikum tentang penghambatan tunas
lateral dan dominansi tunas apikal dilaksanakan pada hari selasa tanggal 26 April 2016, pukul 15.30
wib sampai selesai di Laboratorium
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tanjungpura Pontianak.
DATA HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tabel pegamatan kentang
Konsentrasi
|
Berat Kentang
|
Tekstur Kentang
|
||
sebelum
|
sesudah
|
sebelum
|
sesudah
|
|
0,1
|
2 gr
|
2,25 gr
|
keras
|
lembek
|
0,3
|
1,9 gr
|
1,92 gr
|
keras
|
lembek
|
0,5
|
2,04 gr
|
2,12 gr
|
keras
|
lembek
|
0,7
|
2 gr
|
1,83 gr
|
keras
|
lembek
|
Tabel 2. Tabel pengamatan Rhoe
discolor (data kelas)
konsentrasi
|
jumlah sel
|
|
sebelum
|
sesudah
|
|
0.14
|
284
|
113
|
0.16
|
390
|
213
|
0.18
|
224
|
111
|
0.20
|
318
|
135
|
0.22
|
210
|
0
|
0.24
|
652
|
525
|
0.26
|
474
|
394
|
Pada praktikum pengamatan kentang di dapat hasil pengamatan dari
konsentrasi 0,1 berat kentang yang di dapat sebelum adalah 2 gr berat kering
sesudahnya adalah 2.25 gr dan tekstur sebelum adalah keras sedangkan
setelah di rendm dangan konsentrasi 0,1
berubah menjadi lembek, pada konsentrasi 0,3 berat kering sebelum adalah 1,9 gr
berat kentang 1,92 gr denga tekstur sebelum keras, tekstur sesudah lembek, yang
ke tiga pada konsentrasi 0,5 hasilnya berat kentang sebelum adalah 2.04 berat,
kentang sesudah 2.12 dengan tekstur sebelum keras dan sesudahnya lembek. Yang
terakhir pada pengamatan kentang mengguanakan konsentrasi 0,7 dengan berat
kentang sebelum 2 gr dan sesudahnya 1,83 dengan tekstur sebelum keras dan yang
sesudahnya lembek. dari data pengamatan kentang di atas dapat kita simpulkan dari
perat sebelum dan sesudah mengalami kenaikan berat berarti terjadi tekanan
osmosis pada cairan sel seperti pada literatur “Osmosis adalah gerakan suatu materi,
misalnya air melintasi suatu selaput atau membran. Air selalu bergerak melewati
membran ke arah sisi yang mangandung jumlah materi terlarut paling banyak dan
kadar air paling sedikit”
(Pratiwi 2006: 212).dan Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Anshory. 1984) dari
literatur menjelaskan pada kentang
mengandung sedikit di bandingkan pada konsentrasi sukrosa jadi larutan mengalir
dari larutan ke dalam kentang sehingga mengalami kenaikan berat kentang dan
tidak hanya beratnya testur juga menunjukkan bahwa sebelum keras karna
kandungan airnya masih sedikit dan
sesudahnya lembek karna suda banyak mengandung air. kecuali pada konsentrasi
0,7, mungkin ada kesalahan perhitungan atau perlakuan.
Pada
percobaan Rhoe discolor pertama
menggunakan konsentrasi 0.14 jumlah sel Peristiwa plasmolisis adalah yaitu peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel sebagai dampak dari hipertonisnya
larutan diluar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari
sel dan akibatnya tekanan turgor sel menjadi tidak ada. Menurut riki 2013, Akibat yang ditimbulkan pada plasmolisis adalah karena potensial air dalam sel lebih tinggi dari luar sel, sehingga air di luar sel bergerak ke dalam dinding sel mendesak atau mendorong membran sel yang mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel. Larutan
tersebut tidak dapat menembus membran sel karen memiliki ukuran yang lebih
besar dari molekul air. Tanda – tanda yang terlihat pada sel yang mengalami
plasmolisis ini adalah pudarnya warna yang ada di dalam sel dan mengerutnya
pinggiran membran sel ke arah dalam. Menurut wikipedia 2013 . Apabila sel tumbuhan dimasukan
kedalam larutan glukosa
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan
air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel
tumbuhan lemah.
SIMPULAN DAN
SARAN
Simpulan pada percobaan 3 adalah Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang
mangandung jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit” (Pratiwi 2006: 212).dan Osmosis adalah perpindahan air
melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat (Anshory.
1984) dari literatur menjelaskan pada
kentang mengandung sedikit di bandingkan pada konsentrasi sukrosa jadi larutan
mengalir dari larutan ke dalam kentang sehingga mengalami kenaikan berat
kentang dan tidak hanya beratnya testur juga menunjukkan bahwa sebelum keras
karna kandungan airnya masih sedikit dan sesudahnya lembek karna suda banyak
mengandung air. kecuali pada konsentrasi 0,7, mungkin ada kesalahan perhitungan
atau perlakuan. Pada percobaan Rhoe
discolor pertama menggunakan konsentrasi 0.14 jumlah sel Peristiwa plasmolisis adalah yaitu peristiwa lepasnya membran sel dari dinding
sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel
menjadi tidak ada.
Saran untuk paraktikum
selanjutnya sebaiknya utuk praktikum selanjutnya lebih di perhatikan lagi
dimana para praktikan harus kerja semua tanpa terkecuali.
DAFTAR REFERENSI
Anshory.
1984. Biologi umum. Genesa Exact: Bandung.
Campbell, NA.
JB. Reece, LG. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
J.W. Kimbal.
1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta :Erlangga.
Pratiwi, D.A.
2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga.
Riki. arya.2013. Laporan
Plasmolisis.(online).
( http:// secuilmimpi. Blogspot. com/2013/10/laporan-plasmolisis.htm), diakses tanggal
29 mei 2016.
Saktiono. 1989.
Biologi Umum. Jakarta: Gramedia
Halliday
dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Volk, W. 1988.
Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.
Wikipedi.2013. Plasmolisis.
(online ) http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis . diakses tanggal 29 mei 2016
Yusuf,
E., T.A. Rachmanto dan R. Laksmono, 2008, Pengolahan Air Payau Menjadi Air
Bersih Dengan Menggunakan Membran Reverse Osmosis, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Hal : 6-15.
Lampiran
Perhitungan
pengamatan kentang perhitungan massa sukrosa
1.
2.
3.
4.
Perhitungan pengamatan Rhoe discolor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Perhitungan % selisih
perubahan jumlah
Rumus :
x 100 %
a.
x100% =60,2 %
b.
x100% = 45,4
%
c.
x100% =
50,4 %
d.
x100% =
57,5 %
e.
x100% =
100 %
f.
x100% = 20,32 %
g.
x100% = 16, 8 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar